Skip to main content

Anak Tambal ban bisa Sarjana



Hello semua, ini mejadi postingan pertama saya di laman pribadi. Kenapa saya kasih judul ‘Anak tambal ban bisa Sarjana’ ? Yang pasti semua cita-cita anak seumuran kita dulu ingin kuliah dan juga kuliah di kampus yang bagus. Mungkin teman-teman lain agak aneh dengan kata “Tambal ban”, ya, sedikit menjelaskan saya memang terlahir dan berada dalam kondisi keluarga yang bekerja sebagai penambal ban.
Yup, berawal dari sana, ketiga kakak ku sudah menyelesaikan pendidikan hingga sarjana. Tinggal si bontot yang satu ini yang lagi studi…. Menjadi kesan tersendiri bagi diri saya, bahwa kedua orang tua saya mampu dan mempunyai tekad besar dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya and It’s amazing to feel it!
keluarga
Foto Keluarga Cemara di tepi Danau Toba
Abaikan kegantengan muka saya ya guys! haha…… Semua tersenyum menandakan gk ada masalah dihadapannya, padahal lagi gk ada ongkos balik ke Cisauk City! Lanjut lagi yah, bagi saya keluarga adalah nomor wahid, baru pendidikan dan yang lainnya mengikuti. Karena bagi saya, keluarga kunci kesuksesan hidup saya sekarang dan kelak nanti. Menekuni dunia tambal ban tidaklah mudah. Butuh keyakinan diri untuk siap menerima keadaan sosial dan mau melakukannya. alhasil, masa SMP, saya lewati dengan percaya diri untuk mampu melakukan pekerjaan tambal ban. Dengan keyakinan penuh, saya lakukan dengan enjoy, tapi tetap angin tornado menghadang jiwa. Ternyata gak gampang bisa menerima kenyataan yang sesungguhnya. Kalau lagi nambal, temen sekolah lewat pasti dikata-katain “woy, lay tambal ban” sambil ketawa puas. Sempat gak mau ngelanjutin kerjaan, kembali ke awal lagi bahwa saya lahir, besar, makan, sekolah semua diperoleh dari jerih payah kedua orangtua. Menjadi semangat akan perikop tersebut, saya lanjutkan hingga sekarang.
Kesuksesan pribadi tidak lepas dari peran orangtua, keluarga, sahabat, bahkan dosen tersendiri. Bagi saya, semua berperan penting dan saling memberi semangat. Belajar dari pengalaman dikehidupan sehari-hari lebih indah dan lebih baik dirasakan. Kita generasi penerus harus belajar dari kesederhanaan, pribadi yang rendah hati, dan mau melakukan dengan adanya sebuah proses. Hasil yang akan didapatkan adalah generasi penerus yang berkualitas dan rendah hati. Sekian cerita saya hari ini, kedepannya akan banyak memuat kisah perjalanan hidup Hendra sang Anak tambal ban yang akan meraih gelar sarjana. hehehehehehe………..

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Lebih Dekat Hendra Silaban

Hendra waktu Magang di Komisi III DPR RI Pagi yang cerah selalu diawali dengan senyuman. Senyuman sangat berarti dan akan memberikan efek positif bagi yang melihat saya tersenyum... HAHAHAHAHA! Oke, pada postingan kali ini, sigendut akan mengulas sedikit tentang profil pribadi.  Nama saya Hendra Silaban dan yang pasti saya berdarah Batak. Dibandingkan kakak-kakak saya, hanya nama saya saja yang berawalan huruf H (yg lain dari R semua wkwkwkw) dan mengandung unsur nama orang Jawa. Tapi semua oke kok, karena pemberian dari orangtua mah pasti mantep.... Banyak yang mengira kalau saya itu orang Jawa, karena paras wajah saya yang sangat ciamik dan halus. Sampai banyak yang tidak percaya saya orang Batak yang notabene wajahnya berbentuk kotak. Lanjutt... Untuk sekarang, saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Merasa bangga dan bersyukur bisa dikasih kesempatan kuliah di PTN. Tapi itu semua tidak mudah untuk dicapai (lihat di postingan pert

Refleksi Marketing Politik dalam Politik Lokal di Indonesia

Refleksi Marketing Politik dalam Politik Lokal di Indonesia Negara demokrasi akan selalu membutuhkan pemimpin yang baru dalam setiap periode. Dengan kata lain, pemilihan kepala pemerintahan seperti presiden, gubernur, bupati  serta walikota akan selalu dilaksanakan sesuai periodenya. Dalam pelaksanaannya, pemilihan pemimpin seperti kepala daerah akan dihiasi oleh atribut pemilukada. Konteks pilkada kita akan fokuskan pada pemasaran politik yang ada. Dengan demikian, kita akan tahu seberapa besar peran pemasaran politik pada tingkat lokal beriringan dengan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi siklus pemilukada. Dalam pemasaran politik terdapat 4 aspek yang dapat mempangaruhi satu dengan lainnya. Terdapat produk, promosi, harga dan penempatan didalamnya. Pada praktek pemilukada, pemasaran politik yamg dibutuhkan harus sesuai dengan kondisi seutuhnya daerah tersebut. Masyarakat sebagai penentu kemenangan akan selalu menjadi objek pertama yang menjadi prioritas dalam pemasarannya.