Refleksi Marketing Politik dalam Politik Lokal di Indonesia
Negara demokrasi akan selalu membutuhkan pemimpin yang baru
dalam setiap periode. Dengan kata lain, pemilihan kepala pemerintahan seperti
presiden, gubernur, bupati serta
walikota akan selalu dilaksanakan sesuai periodenya. Dalam pelaksanaannya,
pemilihan pemimpin seperti kepala daerah akan dihiasi oleh atribut pemilukada. Konteks
pilkada kita akan fokuskan pada pemasaran politik yang ada. Dengan demikian,
kita akan tahu seberapa besar peran pemasaran politik pada tingkat lokal
beriringan dengan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi siklus pemilukada.
Dalam pemasaran politik terdapat 4 aspek yang dapat
mempangaruhi satu dengan lainnya. Terdapat produk, promosi, harga dan penempatan
didalamnya. Pada praktek pemilukada, pemasaran politik yamg dibutuhkan harus
sesuai dengan kondisi seutuhnya daerah tersebut. Masyarakat sebagai penentu
kemenangan akan selalu menjadi objek pertama yang menjadi prioritas dalam
pemasarannya. Beda kondisi daerah perkotaan dan juga daerah pedalaman dapat
dilihat dari partisipasi masyarakat dari tahun ke tahun mengenai kontribusinya
dalam memilih.
Dalam aspek-aspek tersebut, dewasa ini banyak sekali
terjadinya malpraktik dalam penyelenggaraan pemilukada. Pemasaran politik yang
salah sasaran akan berdampak pada keberlangsungan demokrasi yang ada di daerah
tersebut. Berbicara aspek-aspek, disini saya akan sedikit mengulas mengenai hubungan aspek-aspek pemasaran politik dengan
kejadian di lapangan. Aspek produk, disini pemasaran politik mempunyai strategi
yang dapat menimbulkan efek positif dengan nilai dan citra yang baik juga. Glorifikasi
akan kental terlihat didalam aspek ini. para kandidat kepala daerah akan
berlomba-lomba untuk menyajikan dirinya dengan apik, ideologi partai politik
yang diusung juga berpengaruh pada akhir nanti. Keberpihakan masyarakat dalam
beberapa partai politik menjadikan nilai kuat bagi tren partai politik di
Indonesia, dibandingkan dengan Negara demokrasi lainnya, Indonesia mempunyai
cukup banyak produk politik, yaitu partai politik. Aspek produk ini masih
sangat layak digunakan dalam aspek pemasaran politik dan implementasinya. Citra
yang terbangun alami maupun tidak akan dengan sendirinya masyarakat yang
menilai, hanya memang jangan sampai timbul nilai yang tidak sesuai dengan
kenyataan (kepribadian).
Promosi menjadi aspek pemasaran politik yang kedua yang juga
cukup mempengaruhi roda pelaksanaan
pemilukada. Promosi memposisikan bahwasannya suatu produk
akan di jual dengan menarik perhatian
masyarakat. Promosi akan sangat berkaitan dengan periklanan. Produk yang sudah
ada dan memiliki citra baik selanjutnya akan dipromosikan secara luas dalam
lingkup pemilukada. Produk yang akan dipromosikan tidak hanya kandidat juga
meliputi partai politik, gagasan-gagasan, serta poin-poin yang dibutuhkan
masyarakat. Media menjadi peran besar yang mendukung pelaksanaan promosi ini.
Pada tingkat lokal, media juga ikut andil dan punya peran penting. Kemajuan teknologi
menurut saya sudah merata. Internet, yang sudah menjadi fasilitas umum
dibeberapa daerah , menjadikan sumber sarana infomasi penyebaran promosi bagi pelaksanaan pemilukada. Kemudian untuk
aspek harga dan penempatan dalam pemasaran politik, menurut saya masih kurang
pas dalam pelaksanaannya. Banyak terjadinya malpraktek dalam pelaksanaan aspek pemasaran
politik harga dan penempatan. Dimana masih kurang tepatnya posisi yang
ditempatkan. Dalam kasus seperti ini, dapat secara mudah akan membuat citra
kandidat menurun dan secara luas berpengaruh dalam sensitifitas keberagaman
yang ada di daerah tersebut.
Di daerah, walaupun secara tahun ke tahun mengalami
peningkatan secara melek politik dan melek digitalisasi, masih dapat ditemukan
beberapa kasus yang menjadi perhatian publik. Keberpihakan dan timbulnya rasa
yang lebih terhadapa suatu keadaan dalam hal ini kepemimpinan, akan dapat
merusak demokrasi yang ada. Patron clien masih akan berdiri teguh jika
peran-peran pegiat demokrasi tidak bertindak. Karena dalam prosesnya, patron
clien akan tumbuh subur dengan masih berlangsungnya politik uang.
Adanya kerjasama baik antara KPUD sebagai penyelenggara dan
kandidat serta partai politik yang ikut berperan akan menghasilkan produk akhir
yang baik. Media informasi seperti iklan di Koran, pamflet, spanduk, bahkan
melalui media sosial seperti Facebook dan yang lain akan memberikan tren
positif bagaimana memilih calon pemimpin daerah yang baik, bukan hanya sesuai
hati nurani, tapi juga dengan pengetahuan masyarakat yang didapat dari media
tersebut.
Dengan adanya pemasaran politik sebagai fasilitator antara
masyarakat dengan calon kandidat dengan baik akan membuat partisipasi memilih
masyarakat akan membaik dan meningkat. Masyarakat, media, dan sosok kandidat
akan saling mempengaruhi dalam berjalannya pemilihan kepala daerah yang
seutuhnya.
Comments
Post a Comment